1. Pengertian Insomnia
Insomnia menurut Chaplin (2001) adalah ketidakmampuan yang kronis untuk tidur. Menurut sigmund (dalam Morin, 2000), insomnia adalah suatu penyakit gangguan tidur yang mencakup setiap sistem, gangguan pada setiap fungsi, dalam kegelapan, dalam kesunyian, dan kesendirian malam, semua ini disebabkan oleh masalah kecemasan, timbul bersamaan dengan energi yang berlebihan serta dihantui oleh perasaan tidak bersemangat. Insomnia merupakan suatu gangguan tidur yang memiliki gejala lesu sepanjang hari karena kekurangan waktu tidur, menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan yang mengharuskan gangguan tidur harus diobati (Kalat, 2003). Sedangkan menurut Silber (2005), insomnia didefinisikan sebagai kesulitan dengan inisiasi pemeliharaan durasi atau kualitas dari tidur yang mengakibatkan aktifitas di siang hari terganggu, meskipun memiliki kesempatan dan situasi yang memadai untuk tidur. Insomnia merupakan gangguan tidur dimana durasi dan arsitektur tidur tidak normal (Astuti, 2001). Erliana (2009), berpendapat kesulitan tidur atau insomnia adalah keluhan tentang kurangnya kualitas tidur yang disebabkan oleh satu dari hal berikut ini: sulit memasuki tidur, sering terbangun malam kemudian kesulitan untuk kembali tidur, bangun terlalu pagi, dan tidur yang tidak nyenyak.
Dari berbagai uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa insomnia merupakan suatu ketidakmampuan atau penyakit gangguan yang kronis untuk tidur, mencakup setiap system yang disebabkan oleh masalah kesemasan, kekurangan waktu tidur, kesulitan dengan inisiasi pemeliharaan durasi tidur, dan arsitektur tidur yang tidak normal.
2. Faktor-Faktor Penyebab Insomnia
Penyebab umum insomnia menurut Kaplan, (2007), terdiri dari:
a. Sulit jatuh tidur
• Kondisi medis; tiap kondisi yang menyakitkan atau tidak menyenangkan
• Kondisi psikiatrik atau lingkungan: kecemasan, ketegangan otot-otot, perubahan lingkungan
b. Sulit tetap tidur
• Kondisi medis;
- sindroma apnea tidur: (henti nafas saat tidur) gangguan tidur yang ditandai dengan tidur mendengkur (ngorok) dan rasa kantuk berlebih.
- Faktor diet, kejadian episodic (parasomnia), efek zat langsung dan putus zat (termasuk alkohol), interaksi zat, penyakit endokrin atau metabolic, penyakit infeksi, neo plastic, kondisi yang menyakitkan atau tidak menyenangkan, lesi atau penyakit batang otak atau hipotalamus dan ketuaan.
• Kondisi psikiatrik atau lingkungan
- Depresi (terutama depresi primer)
- Perubahan lingkungan
- Gangguan tidur irama sirkadian (ketidak sejajaran antara priode tidur yang diinginkan dan yang sesungguhnya)
- Gangguan stress pasca traumatic
- Skizofren
3. Jenis-jenis Insomnia
Menurut Kaplan (2007), insomnia dibagi dalam tiga golongan besar, yaitu:
1. Transient insomnia
Mereka yang menderita transient insomnia biasanya adalah mereka yang termasuk orang yang tidur secara normal, tetapi di-karenakan suatu stres atau suatu situasi penuh stres yang ber-langsung untuk waktu yang tidak terlalu lama (misalnya perjalanan jauh dengan pesawat terbang yang melampaui zona waktu, hospitalisasi, dan sebagainya), tidak bisa tidur. Pemicu utama dari transient insomnia yaitu, penyakit akut, cedera atau pembedahan, kehilangan orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, perubahan cuaca yang ekstrim, menghadapi ujian, perjalanan jauh, masalah dalam pekerjaan.
2. Short-term insomnia.
Mereka yang menderita short-term insomnia adalah mereka yang mengalami stres situasional (kehilangan/kematian seorang yang dekat, perubahan pekerjaan dan lingkungan pekerjaan, pemindahan dan lingkungan tertentu ke lingkungan lain, atau penyakit fisik). Biasanya insomnia yang demikian itu lamanya sampai tiga minggu dan akan pulih lagi seperti biasa.
3. Long-term insomnia
Yang lebih serius adalah insomnia kronik, yaitu long-term insomnia. Untuk dapat mengobati insomnia jenis ini maka tidak boleh dilupakan untuk mengadakan pemeriksaan fisik dan psikiatrik yang terinci dan komprehensif untuk dapat mengetahui etiologi dari insomnia ini. Di luar negeri untuk kepentingan ini telah didirikan beberapa klinik insomnia, yang antara lain mengkhususkan diri untuk menegakkan diagnosis yang terinci dan sebab insomnia dengan pemberian terapi yang sesuai. Insomnia ini dapat berlangsung berbulan-bulan bahkan ber-tahun-tahun dan perlu diobati dengan cara yang tersedia kini yaitu dengan teknik tertentu untuk tidur atau obat-obatan sesuai dengan gangguan utama yang diderita pasien.
No comments:
Post a Comment